Keterampilan Digital Untuk Masa Depan Yang Cerah

 

Resume pertemuan ke             : 11

Gelombang                               : 1

Hari/tanggal                               : Rabu, 24 November 2021

Narasumber                                : Deni Darmawan

Moderator                                   : Helwiyah

Pak Deni, yang akrab disapa dengan sapaan Uncle D, sering wira wiri di kelas online besutan Omjay, baik sebagai narasumber maupun sebagai moderator. Sebagai narasumber sore ini, bukan kali yang pertama. Demikian juga dengan bunda Ewi sapaan akrab ibu Helwiyah yang sore ini sebagai moderator.

Tak kenal maka kita kenalan. Uncle D adalah dosen di Universitas pamulang, tutor online Universitas Terbuka, dan blogger, youtuber, author, researcher, dan speaker. Penulis buku Sang Legenda Dakwah, Menulis itu Gampang, Keajaiban Ramadhan.


Kita akan bahas keterampilan di era society 4.0 atau revalousi industri 4.0. Sering juga disebut Keterampilan 4.0. atau  keterampilan abad 21. Perkembangan kemajuan  teknologi berkembang begitu cepat dan masif. Pendidikan dituntut untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Untuk itu kita perlu selalu belajar dengan melakukan berbagai macam inovasi, sesuai dengan perkembangan zaman peserta didiknya. 

Tidak terasa sebentar lagi kita sudah memasuki revolusi industri society 5.0. Perkembangan masyarakat fokus pada menikmati kehidupan yang berkualitas tinggi dengan menggabungkan, memanfaatkan teknologi canggih di berbagai industri dan kegiatan sosial untuk menciptakan nilai baru. 

Teringat filosofi Ki Hajar Dewantara, “Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani” artinya di depan memberi teladan, Di tengah membangun kemauan, Di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian. Akan dapat memotivasi kita untuk selalu belajar menjadi motivator literasi bagi siswanya. Bertransformasi menuju dunia digital yang serba multitasking, mengerjakan dua, tiga, pekerjaan dalam satu waktu. 

 Di era society 4.0 begitu banyak informasi berseliweran dalam jagat media sosial. Dibutuhkan keterampilan membaca cepat. Apa saja tips cara membaca cepat? Silakan simak video Pak Deni berikut ini:




1. Dalam kondisi sehat, tempat nyaman
2. Jangan membaca sambil bergumam atau bersuara
3. Viksasi/ tidak membaca perkata
4. Menggerakan jari/bolpoin
5. Skimming dan scanning (mencari informasi dengan melihat daftar isi atau kesimpulan)
6. Question (pertanyaan)
7. Recite (menyimpulkan)
8. Review

Nahhh sekarang apa yang dimaksud keterampilan? Keterampilan adalah kemampuan atau skill yang bisa dipelajari, digali, dilatih dari sebuah proses untuk dikembangkan melalui proses belajar, latihan, praktik, pengalaman, sehingga menjadi sebuah keterampilan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cekatan yang dilaksanakan secara konsisten.

Bagaimana dengan keterampilan literasi digital?

Keterampilan Literasi Digital adalah sebuah kemampuan dalam menggunakan teknologi digital, seperti smartphone yang terhubung internet, dan kita memanfaatkan situs jejaring sosial dan mengisi konten yang ada di medsos dengan gambar, video, tulisan yang menarik sehingga menjadi informasi atau pesan yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang lain. Juga kemampuan diri untuk mengeksplore bagaimana menggunakan aplikasi dan platform digital.

Apa saja keterampilan abad 21 atau era revolusi industri 4.0 ? keterampilan digital itu meliputi Keterampilan 4C itu : Creativity dan Inovation, Critical Thingking, Communication, and Collaboration.

Pertama, Kreatif dan inovasi harus dimiliki oleh kita. Orang yang kreatif selalu thinking out of the box. Ia terus menggali ide, mencari ide, dan membuat ide itu agar menjadi nothing to something. Ide mampu diwujudkan dalam sebuah produk yang bermanfaat untuk orang banyak. Jika sudah pada tahap ini maka sudah mampu melakukan “gebrakan” inovasi. Semua dimulai dari ide dan dibuktikan dalam bentuk nyata dengan melakukan terobosan berbagai inovasi.

Kedua, Critical Thinking. Cara berpikir kritis dengan memanfaatkan teknologi digital dan kemampuan menerima informasi, sehingga kita tidak mudah termakan berita hoax.

Ketiga, Kolaborasi. Sebagaimana kita rasakan, bagaimana kolaborasi Om Jay dan kawan-kawan dalam membuat program berbicara, menulis dan motivator guru literasi digital. Tanpa kolaborasi, sulit rasanya mewujudkan program-program “super keren” itu. Sinergi dalam gerakan yang membangun, sehingga akan muncul guru-guru penggerak dalam kolaborasi. Dari kelas-kelas menulis juga lahir penulis-penulis buku. Dari kelas-kelas itu juga mendobrak SDM talenta digital guru.  Amazing bukan! Om Jay gitu loh.

Keempat, Komunikasi, adalah kemampuan menyampaikan sebuah ide dan karya dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Misal youtube, WA, FB, instagram. Om Jay pernah berkata dalam webinar zoom, “Setelah guru mengikuti kegiatan GMLD, guru bisa meningkatkan performanya, sehingga tidak ada lagi guru yang dapat gaji pas-pasan. Tapi dengan memanfaatkan platform digital, guru bisa mendapat point koin, pujian dan cuan”. Guru punya segudang ilmu, jadi buatlah konten kreatif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pengguna youtube di Indonesia paling banyak, makanya sekarang banyak orang pingin jadi youtuber.

Kita lanjut sesi tanya jawab.
P1: Kemampuan digital untuk masa depan yg cerah tapi mengapa saya justru khawatir kalau generasi mendatang tanpa mengenal lingkungan, sosial, dan yg lebih parah ajaran agama masing2 karena sibuk dengan dunia digital. Bagaimana supaya kekhawatiran saya tidak akan terjadi dan bagaimana cara menghilangkan kekhawatiran ini? 
J1: Teknologi tidak bisa kita hindari karena begitu cepat perkembangannya. Hal ini juga yg mengkahwatirkan kita sebagai orang tua. Dibutuhkan peran orang tua dan koloborasi sekolah dan masyarakat. Bahwa, anak juga perlu pendampingan agar bisa diarahkan untuk mengenal lingkungannya. Ajaklah sesekali mereka keluar mengenal alam dengan camping atau ke taman ragunanan.   Orang tua menjadi teladan, jadi harus bijak dan cerdas juga dalam menggunakan Gawai. Sebab, ortu adalah cerminan bagi anak-anak mareka. Ajaklah shalat berjamaah, mengaji bersama sehingga quality time bagi keluarga.

P2: Yang mau saya tanyakan disini adalah bagaimana memaksimalkan apa yg kita miliki dalam mengembangkan keterampilan digital....Terkadang kita sudah terkekang oleh zona yang nyaman sehingga merasa enggan untuk mengasah kemampuan literasi kita.
J2: Allah menciptakan kita tidak sia-sia bu. Asah terus keterampilan ibu. Ketika Om Jay membuka kelas bicara, menulis dan motivator digital, maka coba kita praktikan pelan-pelan. Kita berani memulai. Kadang, batuk akik itu jika tidak di gosok tidak akan menjadi batu yang mahal. Itu hanya analogi saja ya Bu. Pada dasarnya manusia diberikan potensi, jika kita asah, maka akan menjadi ketrampilan. Semangat terus.

P3: Apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk membendung hal-hal negatif dunia digital dan berhasil mencapai kebahagiaan lahir batin?
J3: Semua kehadiran berupa teknologi yang ada pada hakikatnya memudahkan aktivitas kita. Kemudahan itu akan memberikan kenahagiaan lahir bathin jika tujuannya adalah memberikan pencerahan, inspirasi, dan tentunya memberikan kebaikkan orang lain dengan konten-konten yang kreatif. Kata Pak Jokowi, banjiri medsos dengan konten-konten positif, yang merekatkan persatuan dan kesatuan anak bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa. Seperti video yang tadi kami buat dalam membumikan nilai-nilai pancasila

Apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk membendung hal-hal negatif dunia digital dan berhasil mencapai itu semua? Ikut grup Guru Motivasi Literasi Digital agar kita cerdas, dan bijak dalam menggunaka platform digital

Ketrampilan digital yang perlu kita fahami dan kembangkan sesuai amanah dunia pendidikan adalah 4C.... Ketrampilan digital harus diimbangi dengan penguatan karakter melalui konsep PPK
Dampingi dan awasi anak anak kita saat penggunaan media digital , tanamkan pula nilai nilai agama  dan keluhuran Budi pekerti agak tak terbawa arus dari kontent   negatif.....
Begitu ya pak?

Closing Statement pak D:




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Mafrudah

Berbagi Praktik Baik Literasi Digital

Telah Terbit Buku Solo Perdana