Berbincang dengan Hoaks, Media Sosial, dan Dunia Digital

 

Resume pertemuan ke         : 13

Gelombang                         : 1

Hari/tanggal                        : Senin, 29 November 2021

Narasumber                        : Aam Nurhasanah

Moderator                            : Dail Ma'ruf


Hari ini Senin, 29 November 2021, bertepatan dengan hari HUT KORPRI yang ke-50. Agenda di madrasah sangat padat. Diawali dengan zoom upacara HUT KORPRI, memonitoring dan pengkondisian anak-anak yang PAS kelas 7,8 secara shift dan Try Out ASPD kelas 9 semuanya tetap online tapi luring, anak-anak dihadirkan di madrasah secara bergilir dan tetap prokes 5M.

Sementara anak kelas 9 masih mengerjakan TO ASPD sampai 14.30 WIB sesi ke 3, bapak ibu guru Tim PKKM lembur untuk menyiapkan PKKM  (Penilaian Kinerja kepala Madrasah) yang akan dilaksanakan Kamis, tanggal 2 Desember 2021 di Kemenag Bantul. 

Pukul 17.00 WIB baru sampai rumah. Kelas GMLD dimulai pukul 16.00 sampai 18.00 WIB. Mandi, beberes dan siap di depan laptop mengikuti kelas GMLD. Walau terlambat tak apalah yang penting tetap semangat.  Sejenak kemudian adzan magrib pun berkumandang, saatnya salat magrib berjamaah.

Bersama narasumber keren bu Aam Nurhasanah sang Blogger Millenial dan smart dengan seabreg prestasi, dan moderator pak Dail yang tidak kalah prestisius adalah kolaboras yang klop.Dengan keuletan dan komitmen menulis setiap hari, beliau pernah meraih juara 1 lomba Blog PGRI dan juara 10 besar HUT AISEI kategori artikel favorit. Juga penulis 36 buku antologi dan beberapa buku solo.bali 

Materi malam ini sangat menarik, yaitu Berbincang dengan Hoaks, Media Sosial, dan Dunia Digital. Sehari-hari kita biasa berkutat dengan medsos dan dunia digital pasti tidak akan lepas dari berita hoaks. Nahhhh apa sihhh berita hoaks itu. Sebelum masuk materi inti, narasumber mengajak peserta untuk menulis pendapat dengan aplikasi mentimeter, apa itu hoaks. Karena saya sudah tertinggal dari awal, jelas saya tidak bisa ikut partisipasi langsung memberi jawaban di mentimeter. Tak apalah, karena memang waktunya yang sangat crowded. 


Sudah ada 21 peserta yang menjawab sesuai dengan versinya masing-masing sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.

Dari jawaban para peserta dapat disimpulkan bahwa,  hoax adalah berita bohong atau berita yang sesungguhnya harus diverifikasi kebenarannya. Jangan dulu percaya dan main share saja jika infonya belum valid. seiring semakin canggihnya teknologi, dunia digital menjadi sasaran empuk oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan hoaks.

Berikut contoh berita hoaks yang sering kita terima.


http://paketdatabelajar.site/?v=Subsid

KEMENDIKBUD
Program kuota belajar pulsa 250rb dan kuota 75GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa selama pembelajaran jarak jauh periode desember! 
Batas akhir 2021-12-29


Terhadap berita semacam ini, kita harus berhati-hati. Sebelum paham hoaks, narasumber pernah terpancing hoaks. 
Untuk kasus yang saya alami lewat WA atau telegram, modusnya si penipu adalah menunggu respon kita untuk menjawab OK. Selanjutnya dia akan meminta nomor pin telegram kita. Jika kita berikan, maka selanjutnya akan disalah gunakan. akun kita akan dibajak. Kita akan disuruh memilih operator jaringan yang kita gunakan, lalu meminta mengirimkan link ini ke orang lain, hingga grafiknya bisa penuh 100%. Katanya tunggu biar Full. kirim lagi ke nomor lain.

Saya juga pernah menerima telpon katanya menang hadiah. Tapi harus ngasi nomer pin 6 angka di pesan WA. Ini juga hoax yah bapak ibu. Nantinya WA kita dibajak dan disalahgunakan.

Sebaiknya jika itu hoax kenali dan cermati dulu sebelum di share agar tidak merugikan orang lain. Gunakan medsos dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Akan lebih bijak jika kita share ilmu yang bermanfaat.

ciri-ciri hoax yang bisa dikenali :

1. Menciptakan kecemasan, kebencian, permusuhan.

2. Sumber tidak jelas dan tidak ada yang bisa dimintai tanggung jawab atau klarifikasi.

3. Pesan sepihak, menyerang, dan tidak netral atau berat sebelah.

4. Mencatut nama tokoh berpengaruh atau pakai nama mirip media terkenal.

5. Memanfaatkan fanatisme atas nama ideologi, agama, suara rakyat.

6. Judul dan pengantarnya provokatif dan tidak cocok dengan isinya.

7. Memberi penjulukan.

8. Minta supaya di-share atau diviralkan.

9. Menggunakan argumen dan data yang sangat teknis supaya terlihat ilmiah dan dipercaya.

10. Artikel yang ditulis biasanya menyembunyikan fakta dan data serta memelintir pernyataan narasumbernya.

11. Berita ini biasanya ditulis oleh media abal-abal, di mana alamat media dan penanggung jawab tidak jelas.

12. Manipulasi foto dan keterangannya. Foto-foto yang digunakan biasanya sudah lama dan berasal dari kejadian di tempat lain dan keterangannya juga dimanipulasi.

Menjawab pertanyaan peserta bagaimana bu Aaam membagi waktu dengan kesibukan luar biasa tapi tetap banyak prestasi menulis. Tipsnya cuma satu. Belajar menulis setiap hari. Satu tahun yang lalu, saya belum menjadi penulis. Karena saya melatihnya setiap hari seperti judul buku Omjay, Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi, akhirnya buku saya bisa sampai 37 buku. Coba menulis hal-hal yang sederhana. Semudah kita update status di medsos dan gabung kelas menulis Omjay. Saya sudah membuktikan keajaiban menulis setiap hari lewat blog, bisa jadi brankas ide tulisan. Satu hari satu halaman, 1 tahun 360 halaman. Bisa jadi buku yang tebal tuh. Ayo cobaa ya

Seperti bunyi surat Clossing statement: Untuk peserta teruslah menjadi guru yang memotivasi dan mengisnpirasi.

Hindari menyebar hoaks, teruslah belajar untuk bisa pejuang penangkal hoaks. Karena menyebarkan berita hoaks sangat dilarang dalam Islam sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an Surat Al Hujarat ayat 6:

"Wahai orang-orang yang beriman, jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan(kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."

Semoga bermanfaat.
Salam Literasi
Salam Guru Motivator Literasi Digital

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Mafrudah

Berbagi Praktik Baik Literasi Digital

Telah Terbit Buku Solo Perdana