Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital

 

Resume pertemuan ke             : 10

Hari/tanggal                             : Senin, 22 November 2021

Gelombang                               : 1

Narasumber                               : Rosminiyati

Moderator                                  : Muladi

Tak kenal maka tak sayang. Kalimat ini sering disampaikan sang moderator pak Muladi yang sesebelumnya pernah menjadi narasumber di kelas yang sama ini. Seorang guru Matematika di SMK Negeri 1 Tolitoli Sulawesi Tengah. Perbedaan waktu dengan Indonesia bagian barat selisih 1 jam lebih awal.

Pak Muladi memperkenalkan narasumber sore ini adalah ibu yang sangat energik dan sarat akan pelbagai prestasi. Diantaranya adalah Pemenang Kedua Lomba Blog Nasional 2021. Adalah ibu Rosminiyati seorang “anak muda” yang berusia 51 tahun, guru SMK 2 Negeri Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Beliau lebih kita kenal dengan sebutan Kak Ros yang akan menyampaikan materi Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital.

Kak Ros orang yang super hebat. Mengapa? Karena kak Ros termasuk orang yang suka tantangan, tidak mudah menyerah, kemauan belajarnya super, dan tidak menyia-nyiakan kesempatan. Terbukti di kelas GMLD ini beliau sebagai peserta, yang ingin belajar tentang literasi digital sekaligus tentang cara memotivasi diri dan orang-orang terdekat, khususnya anak-anak didiknya. Namun, yang terjadi justru ia dimasukkan ke dalam tim narasumber/panitia. Kerennn kannn .

 Ini adalah buku ajaib, kumpulan tugas dan tulisan di dunia digital dengan menggunakan platform blog. Berisi 228 halaman yang ditulis dari kelas Belajar Menulis PGRI yang diprakarsai oleh Om Jay. Awalnya hanya ingin belajar menulis, kemudian disuruh membuat Blog sebagai tempat untuk menulis. Tapi hasil yang didapatkan jauh dari prediksi dan harapan awal. 

Kelas pelatihan menulis Omjay tidak seperti kelas pelatihan pada umumnya yang kadang hanya sekedar mengikuti, sudah dapat sertifikat. Tidak demikian halnya dengan pelatihan yang dilaksanakan oleh PGRI. Kita dituntut untuk benar-benar kerja keras. Menulis minimal 20 resume dari 30 materi yang disajikan oleh narasumber,  dan terbitnya buku solo, baru akan dapat sertifikat. Walaupun peserta pelatihan menulis Omjay banyak yang menganggap sertifikat adalah bonus, yang penting dapat ilmunya. Sehingga dapat menerbitkan buku solo.

Tidak hanya sebatas itu saja, manfaat mengikuti pelatihan menulis Omjay adalah Metamorfosa besar-besaran terjadi pada diri peserta yang diikuti oleh serentetan keindahan tentang arti kerja keras, perjuangan, ketangguhan, kolaborasi, keikhlasaan, saling menghargai, kebermanfaatan hidup, dan pentingnya persaudaraan tanpa membedakan RAS. 

Nahhh paparan di atas menjadi dasar pembahasan materi dengan tema “Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital”. Ada dua kata kunci dalam judul materi sore ini:

1. Berani, berdasarkan KBBI V online diartikan “mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut).

2. Perubahan adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. (KBBI V online). Tentu saja, dalam hal ini adalah perubahan menjadi lebih baik dari pada keadaan sebelumnya.

Mengapa perlu melakukan perubahan di dunia digital?

Yang pertama, Karena Kebutuhan. Perubahan dan perkembangan teknologi tak luput pula terjadi pada bidang pendidikan. Mau/tidak mau, suka/tidak suka, sebagai guru kita juga harus mengikuti perubahan tersebut. Untuk data GTK dan peserta didik, semuanya kini sudah menggunakan digitalisasi/online. Guru-guru dituntut untuk bisa mengisi datanya secara mandiri terkait data personal maupun riwayat pendidikan/pekerjaan, dan lain sebagainya.

Tak hanya itu, derasnya laju informasi di bidang ilmu pengetahuan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi menuntut guru untuk melakukan perubahan. Jika tidak, ada kemungkinan kita akan ditinggalkan oleh siswa kita.

Yang kedua, Menyalurkan Hobi. Hobi kita akan menjadi ide-ide baru bagi tulisan kita. Apapun hobi dan passion kita, sebaiknya kita abadikan dalam bentuk tulisan di blog.

Yang ketiga, Tambahan Penghasilan. Menulislah setiap hari, dan lihatlah apa yang akan terjadi. Menulislah, dan biarkan ia menemui takdirnya. Menulislah dengan hati, maka ia akan sampai kepada hati pembacanya. Keterampilan menulis harus diasah setiap hari, agar tulisan menjadi semankin renyah dan tidak garing sehingga enak untuk dibaca. Kalau sudah begini, maka menulis akan menjadi tambahan penghasilan. Karena buku dan artikel yang kita tulis akan laris di pasaran.

Yang keempat, Niatkan Berbagi. Yang namanya ilmu, semakin dibagikan maka ia akan semakin berkembang dan bertambah. Gak percaya? Cobalah. Dengan rajin menulis di digital, kita sudah berbagi inforasi dan ilmu yang akan bermanfaat bagi hajat hidup orang banyak. 

Lalu apa saja yang mempengaruhi Perubahan di Dunia Digital ?

1. Tekad/semangat. Jika sudah ada keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital, maka kita akan berusaha belajar kapanpun, di mana pun, dan dengan siapa pun.

2. Lingkungan. Pengaruh lingkungan besar sekali terhadap perubahan kita di dunia digital. Apabila kita berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam dunia digital, secara sadar atau tidak, kita pun akan ikut arus tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan kita termasuk golongan terbelakang, otomatis kita juga akan jalan di tempat.

3. Sarana/Prasarana. Dunia digital terakit erat dengan sarana/prasarana (gawai, laptop, PC, kuota data internet, jaringan, listrik, dll.). Jika fasiltas tidak dimiliki/tidak mendukung, tentu saja kita tidak bisa melakukan perubahan di dunia digital.

4. Kesempatan. Terkadang kita temukan keadaan seseorang ingin melakukan perubahan di dunia digital, namun karena tidak ada kesempatan, maka perubahan itu pun menjadi tertunda.

5. Dukungan. Ada kalanya, untuk melakukan perubahan, kita memerlukan dukungan orang-orang di sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial. Hal ini penting, karena melakukan perubahan di bidang digital bukanlah hal sederhana bagi orang-orang tertentu.

Kita semua di sini adalah motivator, yang artinya orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak. (KBBI V online). Dalam hal ini, kita berperan sebagai motivator bagi anak muda (murid-murid, anak-anak kita) untuk berani melakukan perubahan di dunia digital.

Untuk bisa menggerakkan orang lain agar berubah, tentunya kita sudah harus menggerakkan diri kita sendiri untuk berubah. Mengapa? Karena kita adalah guru dan orang tua yang menjadi model bagi siswa dan anak-anak kita. Anak-anak dan siswa akan mengerjakan sesuatu sesuai dengan apa yang mereka lihat dan saksikan. Permasalahannya, Apakah kita sudah berubah? atau Apakah kita sendiri sudah berani melakukan perubahan? Perubahan setiap individu berbeda-beda sesuai dengan kondisi awal msing-masing. 

Ada bentuk/Jenis Perubahan di Dunia Digital:

1. Tidak bisa -> bisa;

2. Tidak berani -> berani;

3. Sudah bisa -> banyak/terampil;

4. Banyak -> berkualitas;

5. Sendiri -> kolaborasi;

6. Sederhana/biasa -> istimewa/unik/menarik;

7. Tidak berguna -> bermanfaat;

8. Untuk sendiri -> berbagi/inspiratif/memotivasi; dan lain-lain.

Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk perubahan di dunia digital: 

1. Tidak perlu merasa minder atau takut hanya gara-gara melihat karya-karya luar biasa dari orang-orang hebat yang sudah ada di ruang maya. Mereka juga bermula dari bukan siapa-siapa. Namun, karena mereka sudah memulainya lebih dulu dari kita, serius melakukannya, dan dengan seperangkat kelebihan yang dimiliki, akhirnya menjadi seperti apa yang kita lihat saat ini. Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi pula pada diri kita jika kita melakukan hal yang sama.

2. Jalani prosesnya dengan sabar, karena tidak ada yang instan. Berpijak pula pada latar belakang pengetahuan dan pengalaman, serta “perangkat lunak” yang ada pada diri kita masing-masing, jangan mengukur capaian kita dengan keberhasilan orang lain. Cukuplah kesuksesan orang lain menjadi motivasi, sebagai pemantik semangat di saat kita lemah.

3. Tahu pondasi kita. Oleh karena itu, berjuanglah sesuai kemampuan. Jika kemarin kita baru bisa mengetik di Word, dan kemudian hari ini sudah bisa ber-blog ria, artinya kita sudah melakukan perubahan atau naik kelas. Begitulah seterusnya.

Hal-hal yang bisa kita lakukan dalam gerakan perubahan: 

1. Mengubah mindset (pola pikir), antara lain:

Usia tua -> Merasa muda

Guru jadul -> Guru gaul

Tidak sempat ->Menyempatkan diri

Tidak mampu -> Saya bisa

Usia tua sering dijadikan alasan bagi guru-guru untuk tidak berubah dan tidak mau beradaptasi dengan keadaan, dengan dalih sebentar lagi akan pensiun, dan lain-lain. Padahal, umur yang tua dengan perangkat perkembanagn dan kemajuan yang dimilikinya, justru akan menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa kita. “Guru jadul aja bisa gaul, masak kamu gak?” "Biar guru jadul asal gaul". "Biarlah nenek-nenek yang penting IT melek"😅😅

”Tidak sempat” juga sering diajadikan alasan. Waktu kita sama, 24 jam. Tidak ada seorang pun yang dilebihkan barang sedetik pun. Di sini, hanya butuh manajemen waktu.

2. Meluruskan niat. 

Niatkan perubahan yang kita lakukan untuk kebaikan umat, khususnya anak-anak didik kita. Tidak tertutup kemungkinan, pada saat kita melakukan perubahan, banyak kendala yang menghadang. Jika niat kita baik, hanya mengharapkan rida Allah, maka akan ada banyak jalan yang memudahkan urusan kita.

3. Berani keluar dari zona nyaman. Hal ini tidak gampang dilakukan. Banyak kesenangan yang harus ditukar dengan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam gerakan perubahan diri. Cara yang paling ampuh adalah dengan memaksakan diri. Perbuatan baik dimulai dari keterpakasaan, kemudian berubah menjadi kebiasaan, selanjutnya menjadi kebutuhan. Apabila sudah sampai pada kebutuhan, jika kita tidak melakukannya, kita akan merasa haus dan lapar.

4. Bergabung dalam komunitas. Hal ini penting. Berada dalam ruang lingkup yang sempit, membuat kita sulit berkembang. Berada dalam komunitas, menjadikan kita semakin terbuka terhadap perubahan. Banyak sekali hal baru yang menginspirasi, memotivasi, dan menguatkan kita untuk mengubah diri. Bahkan, kesempatan berkembang luar biasa terbuka lebar. 
Salah satu komunitas yang menawarkan menu lengkap dan istimewa tanpa biaya adalah Belajar Menulis PGRI yang diprakarsai Om Jay.  Di komunitas ini, kita bisa bermetamorfosa begitu cepat. Kita bisa belajar banyak hal. Jika tidak percaya, silakan buktikan sendiri.

5. Bangun kolaborasi. Sebagai manusia yang sarat dengan keterbatasan, kolaborasi penting dilakukan. Dengan kolaborasi, kekuatan menjadi berlipat ganda, dan kekurangan bisa ditutupi. Akhirnya, terciptalah karya yang luar biasa.

Contoh video  hasil kolaborasi Kak Ros. Diambil dari hasil Pelatihan Belajar Menulis di PGRI, yang  dipersembahkan saat acara penutupan pelatihan.

6. MULAI. Gerakan apa pun tidak akan berjalan tanpa memulainya. Karena itu, mulailah saat ini, dan jangan pernah menundanya lagi.


7.     FOKUS. Fokus pada yang kita sukai dan pahami. Seiring berjalannya waktu, kita bisa terus mengembangkan diri dengan belajar yang lainnya.

Terkait tema “Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital” bagi anak-anak kita, kita tidak perlu mengajari mereka cara menggunakan platform digital. Mereka jauh lebih pintar dan terampil dari pada kita. Sebaliknya, kitalah yang perlu belajar dari mereka.
Target kita adalah meluruskan penggunaan media digital pada mereka. Bermain game yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, kita alihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat.

Bagaimana caranya?

1. Kolaborasi. Kita berada pada komunitas sekolah yang luas. Anak-anak didik kita jumlahnya banyak. Kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun kolaborasi di antara sesama guru.

2. Melakukan sosialisai tentang literasi digital. Kita bisa menggunakan materi yang sudah kita peroleh dari pelatihan GMLD ini. Untuk waktunya:
Pertemuan langsung/tatap muka di dalam ruangan kelas;
Pada saat upacara atau waktu khusus.

3. Memfasilitasi siswa kita melakukan hal-hal positif dalam dunia digital.
Membuat komunitas di sekolah, misalnya: komunitas bloger sekolah, komunitas YouTuber sekolah, dll.

4. Memotivasi:
Mengadakan perlombaan;
Memberikan hadiah, dll.



Selanjutnya kita masuk sesi tanya jawab:

P1:
1. Bagimana cara Ibu mencari bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial di sekitar, sedangkan saya mempuinyai sifat pemalu, seperti sekarang umur saya tak jauh beda dengan ibu, malah nanti ada yg mengejek😂.
2. Bagaiman meyakinkan diri bahwa "ini adalah kesempatan , jadi momen ini saya harus meraihnya" seperti ibu sudah bisa meyakinkan diri sehingga sudah bisa menulis buku dan menjadi juara 2 lomba tingkat Nasional?
J1:
1. Awalnya saya juga pemalu, bahkan tidak percaya diri. Kembali, karena saya sadar bahwa saya harus keluar dari zona nyaman, saya memaksakan diri untuk mebuang rasa malu dan tidak PD itu. Jika ada yang mengejek, kembali ke niat awal untik kebaikan, dan sertakan Allah. Insya Allah, semua akan mulus. Mlah sebaliknya, orang akan mengikuti jejak kita.
2. Itulah istimewanya guru-guru hebat di kelas belajar menulis PGRI. Saya juga menganggap ini semua keajaiban. Pokoknya beranikan diri dulu bergabung, keajaiban itu datang dengan sendirinya.

P2: Apa saja undang-undang digital yg tertulis maupun yang tidak bu, terimakasih 🙏
J2: Untuk pertanyaan Ibu ini, sudah dibahas pemateri sebelumnya.


P3: Bagaimana cara menusmbuhkan budaya literasi di sekolah? karena di tempat saya mengajar jika ada suatu kegiatan , orang tua murid lebih memilih untuk diajarkan matematika , biar anak pandai.

J3: Inilah pentingnya sosialisasi tidak hanya kepada anak-anak murid kita, tetapi juga kepada orang tua. Ini perlunya kolaborasi di seluruh personil sekolah, terutama pimpinan sekolah.

Closing Statement: 

1. Belajar tak mengenal usia. 

2. Berbagi adalah jalan menuju keabadian ilmu dan kebaikan. 

3. Di langit masih ada langit, karena itu tetaplah merunduk di saat kita telah berisi. 

4. Mulailah gerakan perubahan dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan dari hati, tanpa menunggu instruksi. 

5. Libatkan Allah dalam setiap urusan.

"Perubahan adalah suatu keniscayaan, so jangan takut untuk berubah"


Salam Literasi

Salam Guru Motivator Literasi Digital


Komentar

  1. Wow...lengkap bangat bu..keren...😍🤩

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biar klo jd buku lbh manfaat krn lbh byk yg baca 😅

      Hapus
  2. mantap bu sangat lengkap komplit beserta pertanyaannya

    BalasHapus
  3. Mantap betul bu, paket lengkap komplit, beruntung sy ikut di gru ini ternyata ilmunya luar biasa semuanya.bu. makasih ilmunya bu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Mafrudah

Berbagi Praktik Baik Literasi Digital

Telah Terbit Buku Solo Perdana