Kiat Menulis Cerita Fiksi

 


Resume ke            : 11

Hari/Tanggal         : Rabu, 27 Oktober 2021

Narasumber          :Sudomo, S.Pt.

Moderator             : Dail Ma'ruf


Narasumber malam ini adalah Bapak Sudomo, S.Pt. Saat ini  mengajar IPA di SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat NTB. Selain aktif mengajar saat ini beliau masih mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 2 Kabupaten Lombok Barat. Pulau Lombok adalah kebanggaan baginya yang banyak menginspirasi untuk menuli. Penulis puluhan cerita fiksi dan non fiksi baik  buku Antologi maupun buku solo. Prestasinya luar biasa, sering memenangkan berbagai macam kejuaraan di bidang menulis baik di tingkat regional sampai nasional dari tahun 2007 sampai 2020.  Malam ini beliau akan membagikan ilmunya kepada kita terkait Kiat Menulis Cerita Fiksi.

Berawal dari passion untuk menulis fiksi tahun 2009, akhirnya bergabung dengan komunitas menulis fiksi, mengikuti berbagai kompetisi, dan akhirnya benar-benar jatuh cinta dengan tulisan fiksi. Menekuni dunia fiksi melalui kelas-kelas menulis fiksi termasuk pernah lolos dalam seleksi workshop menulis cerpen Kompas. Yang lebih keren lagi beliau adalah alumni Belajar Menulis asuhan Omjay gelombang 16. Beliau mempunyai gaya menulis yang berbeda sehingga banyak disukai pembaca, walaupun awalnya juga pernah minder.

Sebelum masuk materi, ada satu pertanyaan yang harus kita jawab dengan jujur dalam hati, "Mengapa kita harus menulis fiksi?" Tentu jawabnya beragam. Diantaranya:

1. Salah satu jawaban yang terpenting adalah bahwa  diantara komponen dalam AKM atau ANBK adalah literasi, yaitu teks literasi fiksi. Ketika guru sudah terbiasa membaca atau membuat cerita fiksi, maka tidak akan kesulitan membuat soal latihan AKM atau ANBK. Sehingga tidak hanya mengandalkan soal-soal dari internet atau buku saja. Hal ini sangat pas dengan kebutuhan sehari-hari bapak ibu guru.

2. Sebagai cara menemukan passion dalam bidang kepenulisan

3. Sebagai cara menyembunyikan dan menyembuhkan diri.

4. Sebagai jalan mengeksplorasi kemampuan menulis.


Ada banyak bentuk cerita fiksi. Mari kita simak. Semoga dapat menginspirasi untuk mulai belajar menulis cerita fiksi ya. 

@ Fiksimini, hanya beberapa kata.

@ Flash fiction, jumlah kata khusus

@ Pentigraf, cerita tiga paragraf

@ Cerpen, kurang dari 7.500 kata

@ Novelet, antara 7.500 sampai 17.500 kata

@ Novela, antara 17.500 sampai 40.000 kata

@ Novel, lebih dari 40.000 kata.


Apa saja syarat agar kita bisa menulis cerita fiksi ? 

1. Kebiasaan mengembangkan imajinasi

Banyak membaca akan menghadirkan banyak pengalaman dan pemahaman hal baru terkait menulis cerita fiksi. 

2. Jumlah kata dan kompleksitas konflik cerita.

Untuk melatihnya harus banyak membaca novel dan cerita. Cerpen biasanya hanya satu konflik, sedangkan novel lebih rumit konfliknya.

3. Menulis fiksi berawal dari fiksimini, yaitu fiksi singkat beberapa kata, tetapi merupakan cerita utuh.

berikut contoh fiksimini dari penulis:


Lalu apa saja unsur-unsur pembentuk cerita fiksi? Di antaranya, yaitu tema, premis, latar/setting, tokoh, alur/plot, dan sudut pandang. Mari kita kupas satu persatu.

1. Tema adalah ide pokok cerita

*) Tips menentukan tema: dekat dengan penulis, menarik perhatian penulis, bahan mudah diperoleh, dan ruang lingkup terbatas.

*)Cara menentukan tema: Menyesuaikan dengan minat, mengangkat kehidupan nyata, berimajinasi, membaca, dan mendengarkan curahan hati.

*)Contoh Tema: Berkah kejujuran; Pendidikan dan kemiskinan; Persahabatan tiga anak SD; Pengalaman siswa selama Belajar di Rumah; Perjuangan guru selama Pembelajaran Jarak Jauh.

2. Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat.

*)Unsur-unsur premis: karakter, tujuan tokoh, rintangan/halangan, dan resolusi;

*) Cara membuat premis: tulis masing-masing unsur pembentuknya kemudian rangkai menjadi satu kalimat utuh.

*) Contoh Premis: Seorang anak SD mengajak dua orang temannya melakukan perjalanan ke rumah kakeknya dan berusaha memperoleh pemahaman tentang materi IPA.

3. Alur/Plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita.

*) Macam-macam alur: Alur maju, alur mundur, alur campuran, alur flashback, dan alur kronologis;

*) Unsur-unsur alur/plot: pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik memuncak/klimaks, penyelesaian/ending;

*) Unsur-unsur alur/plot tersebut urutannya bisa diubah tergantung pada jenis alur yang dipilih.

4. Penokohan adalah penjelasan selangkah demi selangkah penjelasan detail karakter dalam cerita.

*) Macam-macam tokoh: protagonis, antagonis, dan tritagonis;

*)  Teknik penggambaran tokoh: analitik, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan tokoh, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.

5. Latar/Setting adalah penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita.

*) Jenis-jenis latar: latar waktu, latar tempat, latar suasana, latar sosial, latar material, dan latar integral.

6. Sudut Pandang adalah cara penulis menempatkan dirinya terhadap cerita yang diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita.

*) Macam-macam sudut pandang: Orang Pertama Tunggal, Orang Pertama Jamak, Orang Kedua, Orang KetigaTunggal, Orang Ketiga Jamak, dan Campuran.


Ada 6 Tips proses kreatif menulis cerita fiksi, yaitu:

1. Niat: Motivasi diri untuk memulai dan menyelesaikan tulisan

2. Baca Fiksi orang lain: Upaya menemukan bahan belajar/referensi berupa ide, pemilihan kata, serta gaya dan teknik penulisan.

3. Ide dan genre. segera catat saat ide mendadak muncul. Menemukan ide dengan cara mengembangkan imajinasi. Pemilihan genre disesuaikan dengan yang disukai dan dikuasai.

4. Outline. Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi.  Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita.  Membuat premis sesuai tema. Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya. Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik. Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail. Memilih sudut pandang penceritaan yang unik

5. Menulis. Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik). Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca. Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh. Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi. Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas. Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi). Membuat ending yang baik.

6. Swasunting. Dilakukan setelah selesai menulis; Jangan menulis sambil mengedit; Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita; Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega menyunting tulisan sendiri; Jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

7. Publikasi. Setelah selesai menulis segera publikasikan lewat media sosial atau media lainnya. Sehingga kita akan mengetahui apakah tulisan kita diminati orang lain atau tidak, sebagai instrospeksi untuk tulisan-tulisan berikutnya. 

Alhamdulillah...  sangat luar biasa materi malam ini. Jadi semakin penasaran saja bagaimana segera bisa mempraktekkan menulis cerita fiksi. 

Kita lanjutkan sesi tanya jawab yang dipandu Pak Dail Sang Moderator. 

1. Bagaimana cara menentukan minat kita apakah di fiksi atau non fiksi? Apa maksud menulis harus dekat penulis?

Passion terhadap jenis tulisan akan kita temukan seiring waktu. Memang tidak serta merta, tetapi butuh proses. Yang bisa mengetahuinya ya saat kita bisa menyadarinya kita lebih suka pada jenis tulisan yang mana. Terkait tema yang dekat dengan penulis, kita ambil contoh seorang guru, tentu akan lebih mudah menuliskannya jika kita membuat cerita fiksi tentang guru dan murid.

2. Apakah semua bentuk cerita fiksi harus memiliki 5 unsur cerita? Fiksimini itu kan sedikit  kata-katanya?

Iya. Meskipun fiksimini sangat singkat tetapi idealnya harus ada unsur-unsur tersebut.

3. Bagaimana menulis cerita fiksi yang terinspirasi dari pengalaman hidup kita tetapi tidak tampak seperti kita menceritakn kisah kita?

Itulah okenya menulis cerita fiksi. Kita sebagai penulis bisa numpang curhat lewat tulisan. Agar 'sembunyi' lebih aman, kita bisa mengganti tokoh, latar atau sudut pandang. Kita pakai temanya saja kemudian tambahkan bumbu-bumbu penyedap biar lebih dramatis dan enak dibaca.

4. Pada saat saya membaca novel,  terkadang saya seolah ikut masuk kedalam cerita. Rasa sedih, takut, bahkan seolah ikut dalam petualangan si tokoh cerita yg seperti nyata. Sensasi ini menimbulkan ketagihan untuk membacanya.  Bagaimana caranya menuliskan cerpen dengan sensasi seperti itu? Apa ada triknya?

Dengan teknik show don't tell. Jadi kalau misalnya kita menggambarkan tokoh sedang sedih, kita bisa menuliskan sedihnya seperti apa tanpa harus menuliskan langsung bahwa tokoh sedang sedih. Namun, dari tulisan kita, pembaca tahu bahwa tokoh kita sedang sedih. Ini memang tidak mudah. Membutuhkan kebiasaan terus mengasahnya dengan cara terus belajar menulis.

5. Apakah premis itu? Apakah setiap masalah yang dialami tokoh, harus diselesaikan?

Premis secara sederhana adalah ringkasan cerita utuh dalam satu kalimat. Artinya hanya dengan membaca premis, kita bisa mengetahui cerita secara keseluruhan. Misalnya novel Harry Potter. Premisnya adalah seorang anak yang pandai sihir harus berjuang melawan penyihir jahat demi kedamaian dunia. Kedekatan premis dengan tema, premis adalah pengembangan tema. Alur tambahan bebas ditambahkan asal sesuai dengan outline atau kerangka karangan yang sudah kita susun. Setiap masalah tokoh harus selesai. Hal ini karena ini merupakan syarat sebuah cerita.

6. Apa manfaat yang dirasakan dengan jadi penulis cerita Fiksi ?

Manfaat yang dirasakan selain 'koin' juga 'poin'. Manfaat 'koin' adanya royalti penerbitan buku fiksi. Sedangkan 'poin' adalah bisa berbagi dan belajar menulis fiksi dari teman-teman lainnya.

7. Bagaimana caranya membuat alur menulis cerpen yang runtut?

Membuat alur cerpen ada baiknya terlebih dahulu membuat outline atau kerangka karangan. Hal ini akan memudahkan kita dalam mengembangkan alur dalam cerpen.

Kelas BM 22 malam ini diakhiri dengan Clossing Statement dari narasumber bapak Sudomo. "Besar harapan saya memberikan manfaat untuk kita semua. Terima kasih untuk kebersamaannya. Mohon dimaafkan untuk kekurangan dan kesalahan. Akhir kata, belajar terus, seterusnya pembelajar". 

"Rumah kawat tak bertuan

Letaknya di sebelah pohon trembesi

Ayo tetap jaga semangat kawan

Mulai berlatih menulis fiksi"


Semoga Bermanfaat. 

Salam Literasi

Komentar

  1. terima aksih sdh mengerjakan tugasnya dengan baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih my best teacher. Senang rasanya kalau Omjay berkenan singgah dan memotivasi ☺️

      Hapus
  2. Buat resume cepat..susunank tepat....karya disusun secara mantap......hasil pun akan dilihat....mantap Bu mafrudah...,👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih bunda Helwi. Terkait penyusunan buku solo nanti saya japri ya bun🥰

      Hapus
  3. Rumah batu rumah kita
    Disebelahnya ada Puskesmas
    Semoga jadi karya nyata
    Resume yg apik dikemas

    BalasHapus
  4. Balasan
    1. Membaca dan membaca. Menulis dan menulis. Yuk kita paktekkan say✍️

      Hapus
  5. Makin keren dan manteb, semangat terus ibu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih pak AG.
      Smg makin bersinar jg😅☺️

      Hapus
  6. lengkap sekali bu, serasa mendapatkan pelatihan secara langsung..

    BalasHapus
  7. Aamiin 🤲. Semoga. Buku solo coming soon 😅

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ciptakan Peluang Melalui Literasi Digital

Profil Mafrudah

Berbagi Praktik Baik Literasi Digital